5 Hama Pada Tanaman Kelapa Sawit
Senin, 12 Maret 2018
Bagaimana Cara Mengatasi Hama Pada Tanaman Kelapa Sawit?,
Cara Mengatasi Hama Tanaman Kelapa Sawit,
Hama Pada Tanaman Kelapa Sawit
Edit
Komoditi yang satu ini sangatlah unggul terutama dalam memproduksi minyak. Indonesia menjadi negara dengan salah satu pendapatan devisa non migasnya didapat dari kelapa sawit. Komoditi yang sudah menjadi keutamaan negara ini, apalagi hingga melakukan ekspor impor pasti perlu melakukan perlakuan khusus untuk menjaga kualitas dan kuantitas.
Ternyata untuk menjaga dua hal penting yaitu kualitas dan kuantitas, sebenarnya tidak jauh dari kontrol terhadap hama atau pun penyakit pada tanaman yang satu ini. Terutama hama, dalam memproduksi kelapa sawit, menangani hama menjadi hal penting karena dampak yang dihasilkan hama terhadap tanaman kelapa sawit tidak hanya merusak bagian tertentu saja, namun hampir keseluruhan bagian dari akar hingga daun pun dapat dirusak dalam artian membuat pertumbuhan kelapa sawit menjadi kurang maksimal. Lalu, hama apa saja yang biasa ditemukan pada tanaman kelapa sawit?
1). Ulat Api atau Setora nitens
Pada awalnya, ulat ini akan singgah pada bagian permukaan daun dari tanaman kelapa sawit. Kemudian, ulat betina bertelur dan dapat menghasilkan sebanyak 300 – 400 butir dengan ciri-ciri telur yaitu berwarna kuning muda dan berbentuk pipih. Proses dari dihasilkannya telur hingga telur menetas memakan waktu antara 4 hingga 7 hari. Jika sudah menetas, larva ulat api berwarna hijau kekuningan dan terdapat bagian yang berbulu kasar di bagian kepala dan ekornya.
Ketika larva telah menjadi ulat muda, maka biasanya ulat akan membentuk koloni dan memulai mendegradasi bagian permukaan bawah daun, perlahan hingga nantinya akan disisakan bagian atas daun. Gigitan ulat akan terlihat jelas berbentuk memanjang dan hal ini yang menyebabkan daun menjadi kering dan perlahan akan mati, sehingga siklus atau transportasi nutrisi dari daun mau pun yang akan menuju ke daun akan terhenti.
Cara menangani serangan ulat api yaitu dengan mengambil secara manual pupa mau pun ulat sebagai upaya pemusnahan. Namun, bisa juga dengan menggunakan larva Trichogramma sp., predator Eocanthecona sp., penggunaan virus Granulosis baculoviruses, dan jamur Bacillus thuringiensis.
Baca Juga :
2). Tungau Merah atau Oligonychus
Tungau merah memiliki ukuran yang kecil yaitu 0,5 mm. Bagian yang diserang pada tanaman kelapa sawit adalah bagian daun, terutama tulang daun dengan cara menghisap cairan di dalamnya, sehingga tak hanya cairan saja namun segala kandungan di dalamnya termasuk klorofil ikut terhisap dan menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna coklat. Tungau merah perlu diwaspadai apalagi saat musim kemarau karena pertumbuhannya yang cukup pesat pada musim tersebut.
3). Kumbang Tanduk atau Orycte rhinoceros
Kumbang ini sebenarnya tidak terlalu membahayakan bagi kelapa sawit yang umurnya terhitung cukup tua. Namun, akan sangat membahayakan jika kumbang ini menyentuh titik tumbuh pada tanaman kelapa sawit yang masih muda. Ternyata akibat yang ditimbulkan adalah dapat menimbulkan penyakit pada tanaman, menyebabkan tanaman busuk, hingga akhirnya tanaman tidak dapat tumbuh atau mati.
Keberadaan kumbang dapat dihindari dengan menjaga kebersihan are sekitar tempat ditanaminya kelapa sawit. Tidak hanya itu, dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes juga bisa menjadi upaya terhindarnya keberadaan kumbang tanduk di area perkebunan kelapa sawit.
4). Penggerek Tandan Buah
Penggerek tandan buah atau nama latinnya yaitu Tirathaba mundella. Seperti namanya, hama ini menaruh telur pada bagian tandan buah. Jika telur telah menetas dan mengalami proses perkembangan hingga menjadi ulat, maka seringkali akan menyerang tanaman kelapa sawit yang masih berumur 3 – 4 tahun. Namun terkadang sering kali penggerek tandan buah menyerang pohon kelapa sawit tua.
Hama ini yang menyerang bagian tandan buah maka akan menyebabkan lubang pada buah bahkan bisa sampai ke bagian inti, menyebabkan kerontokan atau aborsi, atau buah menjadi berkembang namun tanpa inti. Selain buah, hama ini juga menyerang pada bagian bunga, yang mengakibatkan bunga akan gugur dan secara otomatis menghambat menghambat tumbuhnya buah kelapa sawit.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan buah-buah yang sudah busuk agar buah yang masih steril dari hama tersebut tidak terserang olehnya. Selanjutnya, buah-buah yang busuk tersebut harus dipindahkan ke area yang cukup jauh dari perkebunan, dimasukkan ke dalam wadah, diberi insektisida, dan kemudian ditutup oleh tanah.
5). Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus
Hama yang satu ini menyerang bagian vital pada tanaman kelapa sawit yaitu pada akar. Serangan yang dihasilkan akan menyebabkan daun yang tumbuh tidak membuka, namun akan menggulung. Selanjutnya, warna daun juga berubah menjadi kuning juga seperti kekurangan air sehingga terlihat kering.
Selain daun, tandan bunga juga menutup dan membusuk dan pada akhirnya tidak menghasilkan buah. Menghindari hama ini bisa dengan mengisolasi atau menjauhkan tanaman busuk tersebut dari area kebun kemudian diberi racun natrium arsenit atau dibakar.
Ternyata untuk menjaga dua hal penting yaitu kualitas dan kuantitas, sebenarnya tidak jauh dari kontrol terhadap hama atau pun penyakit pada tanaman yang satu ini. Terutama hama, dalam memproduksi kelapa sawit, menangani hama menjadi hal penting karena dampak yang dihasilkan hama terhadap tanaman kelapa sawit tidak hanya merusak bagian tertentu saja, namun hampir keseluruhan bagian dari akar hingga daun pun dapat dirusak dalam artian membuat pertumbuhan kelapa sawit menjadi kurang maksimal. Lalu, hama apa saja yang biasa ditemukan pada tanaman kelapa sawit?
1). Ulat Api atau Setora nitens
Pada awalnya, ulat ini akan singgah pada bagian permukaan daun dari tanaman kelapa sawit. Kemudian, ulat betina bertelur dan dapat menghasilkan sebanyak 300 – 400 butir dengan ciri-ciri telur yaitu berwarna kuning muda dan berbentuk pipih. Proses dari dihasilkannya telur hingga telur menetas memakan waktu antara 4 hingga 7 hari. Jika sudah menetas, larva ulat api berwarna hijau kekuningan dan terdapat bagian yang berbulu kasar di bagian kepala dan ekornya.
Ketika larva telah menjadi ulat muda, maka biasanya ulat akan membentuk koloni dan memulai mendegradasi bagian permukaan bawah daun, perlahan hingga nantinya akan disisakan bagian atas daun. Gigitan ulat akan terlihat jelas berbentuk memanjang dan hal ini yang menyebabkan daun menjadi kering dan perlahan akan mati, sehingga siklus atau transportasi nutrisi dari daun mau pun yang akan menuju ke daun akan terhenti.
Cara menangani serangan ulat api yaitu dengan mengambil secara manual pupa mau pun ulat sebagai upaya pemusnahan. Namun, bisa juga dengan menggunakan larva Trichogramma sp., predator Eocanthecona sp., penggunaan virus Granulosis baculoviruses, dan jamur Bacillus thuringiensis.
Baca Juga :
2). Tungau Merah atau Oligonychus
Tungau merah memiliki ukuran yang kecil yaitu 0,5 mm. Bagian yang diserang pada tanaman kelapa sawit adalah bagian daun, terutama tulang daun dengan cara menghisap cairan di dalamnya, sehingga tak hanya cairan saja namun segala kandungan di dalamnya termasuk klorofil ikut terhisap dan menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna coklat. Tungau merah perlu diwaspadai apalagi saat musim kemarau karena pertumbuhannya yang cukup pesat pada musim tersebut.
3). Kumbang Tanduk atau Orycte rhinoceros
Kumbang ini sebenarnya tidak terlalu membahayakan bagi kelapa sawit yang umurnya terhitung cukup tua. Namun, akan sangat membahayakan jika kumbang ini menyentuh titik tumbuh pada tanaman kelapa sawit yang masih muda. Ternyata akibat yang ditimbulkan adalah dapat menimbulkan penyakit pada tanaman, menyebabkan tanaman busuk, hingga akhirnya tanaman tidak dapat tumbuh atau mati.
Keberadaan kumbang dapat dihindari dengan menjaga kebersihan are sekitar tempat ditanaminya kelapa sawit. Tidak hanya itu, dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes juga bisa menjadi upaya terhindarnya keberadaan kumbang tanduk di area perkebunan kelapa sawit.
4). Penggerek Tandan Buah
Penggerek tandan buah atau nama latinnya yaitu Tirathaba mundella. Seperti namanya, hama ini menaruh telur pada bagian tandan buah. Jika telur telah menetas dan mengalami proses perkembangan hingga menjadi ulat, maka seringkali akan menyerang tanaman kelapa sawit yang masih berumur 3 – 4 tahun. Namun terkadang sering kali penggerek tandan buah menyerang pohon kelapa sawit tua.
Hama ini yang menyerang bagian tandan buah maka akan menyebabkan lubang pada buah bahkan bisa sampai ke bagian inti, menyebabkan kerontokan atau aborsi, atau buah menjadi berkembang namun tanpa inti. Selain buah, hama ini juga menyerang pada bagian bunga, yang mengakibatkan bunga akan gugur dan secara otomatis menghambat menghambat tumbuhnya buah kelapa sawit.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan buah-buah yang sudah busuk agar buah yang masih steril dari hama tersebut tidak terserang olehnya. Selanjutnya, buah-buah yang busuk tersebut harus dipindahkan ke area yang cukup jauh dari perkebunan, dimasukkan ke dalam wadah, diberi insektisida, dan kemudian ditutup oleh tanah.
5). Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus
Hama yang satu ini menyerang bagian vital pada tanaman kelapa sawit yaitu pada akar. Serangan yang dihasilkan akan menyebabkan daun yang tumbuh tidak membuka, namun akan menggulung. Selanjutnya, warna daun juga berubah menjadi kuning juga seperti kekurangan air sehingga terlihat kering.
Selain daun, tandan bunga juga menutup dan membusuk dan pada akhirnya tidak menghasilkan buah. Menghindari hama ini bisa dengan mengisolasi atau menjauhkan tanaman busuk tersebut dari area kebun kemudian diberi racun natrium arsenit atau dibakar.
0 Response to "5 Hama Pada Tanaman Kelapa Sawit"
Posting Komentar